Langkat – urainews.com. Massa Kader PP Tuntut Hakim Realistis Beri Vonis.
Seratusan massa kader PP (Pemuda Pancasila) menggelar aksi unjuk rasa damai di PN. Stabat, Kamis (13/6/2024), menuntut majelis hakim PN. Stabat yang menangani perkara TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) dengan terdakwa mantan Bupati Langkat, Terbit Rencana, PA (TRP) agar realistis, sehingga memberikan vonis yang lebih arif dan bijaksana.
Pasalnya, JPU sudah melayangkan tuntutannya dengan hukuman 14 tahun penjara.” Itu berlebihan dan sangat tidak realistis. Apalagi, para saksi dalam kesaksiannya di persidangan sudah menerangkan kalau TRP tidak ada kaitannya dengan ‘kerangkeng’ itu,” teriak sang orator dalam orasinya.
“Sehingga jelas Jaksa mengabaikan keterangan para saksi dan tidak memperhatikan fakta- fakta yang ada di persidangan,” tambahnya.
Baca juga :
“Oleh karena itu, kami mohon kepada para hakim, para pejabat dan orang- orang yang ada di PN. Stabat ini untuk sudi bertemu dengan kami dan mendengarkan aspirasi kami, dengan mengabaikan tuntutan Jaksa yang berlebihan dan tidak realistis tersebut,” teriak mereka lagi sambil meneriakkan yel- yel ‘Pemuda Pancasila Abadi’ dan ‘Pemuda Pancasila berani mati untuk menegakkan kebenaran dan keadilan’.
“Kemudian kalau tidak ditanggapi, kami siap untuk turun lagi dengan massa yang jauh lebih banyak. Tuntutan kami jelas, agar hakim bersikap lebih arif, bijaksana, benar dan adil,” teriak mereka lagi dengan penuh semangat
Setelah sekian lama berorasi di depan pengadilan, utusan dari PN. Stabat pun muncul dan menemui para pengunjuk rasa. Lalu, 5 orang perwakilan dari pengunjuk rasa pun diperkenankan masuk untuk berdialog dengan PN. Stabat. Hasilnya, setelah beberapa menit berdialog, para pengunjuk rasa pun berkenan membubarkan diri.
6 Tuntutan
Setelah membubarkan diri, kordinator aksi, Bobby Purwandi kepada para wartawan pun menegaskan 6 tuntutan mereka kepada PN. Stabat.
Baca juga : http://buserpos.com
“Ya, harapan kami para hakim itu bisa lebih realistis dan memperhatikan fakta- fakta yang ada di persidangan,” ujarnya.
“Lalu, bagaimana kalau hakim juga tidak memperhatikan fakta- fakta tersebut,” tanya wartawan.
“Ya, kami akan turun dengan massa yang jauh lebih banyak lagi,” jawab Bobby. (Ema)