Hinai || urainews.com. Dugaan Suap Camat dan Kades dari Pengusaha Ternak
Camat Hinai dan Kades Sukadame Timur Kabupaten Langkat diduga menerima suap dari pengusaha peternakan ayam. Kamis (21/12/2023)
Dugaan suap tersebut mencuat karena adanya warga yang mengeluh banyaknya lalat menyerang pemukiman penduduk. Warga meyakini wabah ribuan lalat berasal dari peternakan ayam sampai kini belum ada tindak lanjutnya.
Menurut salah seorang warga Desa Sukadame Timur (Pacitan), yang berstatus sebagai seorang ibu rumah tangga dan di dampingi beberapa warga berbincang dengan wartawan. Ibu tersebut mengatakan jika mereka dan warga lainnya sudah menyampaikan keluhan terkait peternakan ayam tersebut kepada Kepala dusun. Namun bukannya ada solusi yang mereka terima melainkan jadi pertengkaran yang timbul.
Baca juga :
- Anggaran Belanja DLH Langkat Tahun 2022 Diduga Mark-Up
- Pelantikan 128 ASN Pemkab Langkat Oleh Plt Bupati
Bahkan Kepala Desa Sukadamai Timur juga tidak ada respon dan bertindak walaupun warga sudah menyampaikan mengenai banyaknya lalat di pemukiman warga akibat adanya peternak ayam berada di desanya jelas warga.
Sambungnya lagi, “Apakah ketika semua warga harus sudah terkena wabah penyakit atau semacamnya, baru ada tindakan, tolong empati para pejabat pemerintah”.
“Kemana arahnya saya harus mengadu untuk masalah lalat ini ? Kemungkin lalat sudah termakan anak-anak kami, karena dalam kamar kami saja lalat tersebut sudah bagaikan bunga menghiasi kamar” ujar beliau lagi.
“Kenapa ya? Kepala desa tidak mau merespon masalah kandang ayam ini. Apakah ada sesuatu yang menyebabkan kades dan camat berdiam diri ? Atau Apakah ada kemungkinan sudah mendapat upah-upahnya” ujar beliau mengakhiri.
Baca juga : http://siaganews.com
Ketika wartawan ketemu dengan Camat Hinai dan mencoba melakukan konfirmasi mengenai masalah lalat di pemukiman warga tersebut, beliau hanya teriak mengatakan “sudah kan”. Katanya singkat sambil menjauh.
Akhirnya hingga berita ini naik kepermukaan kembali belum di peroleh tanggapan dari camat Hinai. Karena tanggapan sebelumnya dengan mengucapkan ” sudah kan ” wartawan tidak memahami apa maksud tanggapan Camat Hinai. (EMA)