Sikap PIKI tersebut berdasarkan ayat firman Tuhan ‘Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil’.
“Kami sangat meyakini, bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi tanpa seizin Tuhan. Kami yakin bahwa atas semua peristiwa terjadi adalah alat Tuhan untuk mendewasakan kita. PIKI tidak akan melakukan penolakan-penolakan terhadap kebijakan pemerintah, apalagi melakukan demontrasi di jalanan,” jelas Naslindo.
PIKI Sumut melihat segala sesuatu secara rasional dan objektif
Selanjutnya dalam mengembangkan sikap kritis terhadap situasi apapun. Apakah itu baik maupun tidak dalam kondisi baik, Naslindo menegaskan, PIKI organisasi yang bercirikan intelektualitas, akan selalu melihat segala sesuatu dari akar permasalahan.
PIKI tidak hanya melihat fenomena dari setiap kejadian, karena fenomena bisa saja menyesatkan. PIKI melihat segala sesuatu secara rasional dan objektif.
Dengan demikian, PIKI akan terhindar dari jebakan, karena terkadang sesuatu itu kelihatan baik, padahal di dalamnya tidak demikian.
Selanjutnya di akhir refleksi, Dr Naslindo mengapresiasi pemerintah, TNI/Polri, pimpinan gereja dan para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang terus membangun kerukunan dan berbagai aspek pembangunan di Sumut.
“Semoga refleksi ini menjadi perenungan kita untuk kita menjalani tahun 2024 yang penuh tantangan. Kami menutup refleksi ini dengan optimisme bahwa tahun 2024 menjadi tahun yang penuh dengan kerukunan. Kedamaian dan kemajuan di semua bidang,” pungkasnya.