“PIKI Sumatera Utara telah menginisiasi penggunaan pupuk organik di wilayah Toba dan Taput dan sekitarnya. Dengan memanfaatkan ikan red devil yang menjadi ikan predator di Danau Toba, untuk dijadikan pupuk organik, gerakan ini harus terus kita perbesar. Kita harus mengamankan pangan kita, karena keberlangsungan bangsa sangat tergantung pada ketersediaan pangan yang kita miliki,” ujar Naslindo.
“Sesungguhnya kantong-kantong Kristen yang memiliki sumber daya pertanian harus terus kita tingkatkan menjadi lumbung pangan. Dengan terus memberdayakan petani dengan budidaya pertanian yang semakin modern,” tambahnya.
Momentum Demokrasi Harus Dijaga
Di bagian lain, PIKI Sumut juga menyoroti perjalanan demokrasi bangsa hingga saat ini. Naslindo menyampaikan pada Pemilu 2024 dalam memilih presiden dan wakil presiden, legislatif dan kepala daerah, PIKI bukan merupakan bagian dari kekuatan politik manapun.
PIKI melihat bahwa momentum demokrasi ini harus kita jaga dengan aktif dan mendorong warga gereja menggunakan hak politiknya. Dengan mencermati track record dari setiap calon, dan gagasan-gagasan kemajuan yang mereka tawarkan. Ia menyarankan gereja juga harus berani menolak politik uang.
“Kita yakin pemilu adalah jalan kita untuk mewujudkan indonesia yang semakin demokratis,” sebutnya.
Naslindo Sirait memaparkan sikap PIKI yang menjadi dasar organisasinya dalam menyikapi berbagai peristiwa yang terjadi.
“PIKI mengedepankan sikap berpikiran positif dan dapat menerima semua yang terjadi. Dengan sikap yang demikian, atas semua peristiwa yang terjadi saat ini, kami tidak buru-buru menolaknya. Apalagi emosional untuk menyikapinya,” sebutnya.