Balai Pekerjaan Jalan Nasional Sumatra II (BPJN), yang berkantor di Jalan Sakti Lubis, Medan.
BPJN Sumatra II terdiri atas 4 wilayah, yaitu: Kasatker (Satuan Kerja), terdiri Wilayah 1 sampai Wilayah 4. Di mana setiap Wilayah Kasatker terdiri dari beberapa Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK).
Ketua Forum Masyarakat Kritisi (FKM), Jonny Marbun, didampingi oleh Ketua LSM Pengamat Pelayanan Sosial Masyarakat Sumut, Emmar Pasaribu, serta tim Investigasi Khairul Siregar, selalu turun ke lapangan di beberapa kabupaten Sumut, selaku sosial kontrol. Jonny Marbun beserta Emmar Pasaribu selalu berkontribusi untuk melihat dan memantau kondisi lapangan proyek. Apabila terjun ke lokasi dan mengetahui keadaan saat pekerjaan dan pada saat akhir pekerjaan selesai.
Kondisi parit di pagagan julu.kond
Adapun yang kami soroti baik tahap pekerjaan yang ditenderkan, ataupun pekerjaan preservasi jalan.
Di tahun 2024, di bulan Oktober, November, dan Desember sudah nampak proyek sedang berjalan (dikerjakan).
Namun, pada bulan tersebut sudah mulai nampak pergantian musim, yaitu musim hujan. Jadi kadang aktivitas pekerjaan kurang lancar dengan faktor alasan hujan.
Preservasi jalan adalah bentuk pemeliharaan, baik itu penambalan lubang/patching bahu jalan, pemotongan rumput, dan yang lebih penting pembersihan drainase. Jalan ditambah pelengkap, seperti di atas tadi, setiap tahun adalah pemeliharaan rutin yang sudah dianggarkan dari APBN. Jadi tidak sedikit untuk anggaran pemeliharaan rutin setiap tahun untuk kebaikan jalan nasional.
Namun melihat kondisi jalan saat proyek berjalan, baik itu tender melalui e-katalog, ataupun pekerjaan preservasi, yang kami lihat masih ada yang belum selesai sampai bulan Desember, masih dikerjakan.
Demikian juga pekerjaan preservasi, seperti di lokasi Lae Pondom, Kabupaten Tanah Karo, ada pembersihan parit, padahal tidak perlu karena lokasi tersebut hutan lindung. Yang diutamakan saluran parit yang ada penduduknya jadi nampak kerjaan itu bermanfaat dilihat mata. Jadi tahu kita mana yang dibersihkan, parit yang sudah penuh sampah dan lumpur jadi saluran air itu lancar tanpa memasuki jalan untuk digenangi membuat mutu jalan cepat rusak.
Kondisi
Begitu juga penambalan lubang di sekitar daerah Lae Pondom sampai Sitinjo Sidikalang, lubang jalan yang ditambal sudah banyak retak/tergelupas seperti asal-asalan dikerjakan.
Begitu juga lokasi Wilayah Kasatker 2 di Kecamatan Parbuluan, Parbuluan 4, Kabupaten Dairi. Sesuai penglihatan kami dan dokumentasi yang kami buat, sepanjang Parbuluan 4 ini, saluran drainase tidak terawat, padahal penduduknya sepanjang jalan kiri kanan ruas jalan nasional. Salah satu masyarakat setempat memberikan keterangan kepada kami, selama musim hujan parit tidak berfungsi dan air mengalir ke jalan, katanya.
Masyarakat Parbuluan 4 memohon agar BPJN Sumatra II Wilayah Kasatker 2 dapat memperhatikan saluran drainase agar berfungsi dengan baik.
Begitupun Emmar Pasaribu dan Khairul Siregar menyoroti proyek peningkatan jalan sekaligus pembuatan parit di sekitar jalan nasional di Kecamatan Harian Satu, jalur jalan Parbuluan 4. Bahkan PPK-nya sama. Ada beberapa tempat pemasangan paritnya sudah hancur, bahkan diduga pondasi dasarnya diragukan dalam pemasangannya.
Harapan Ketua Forum Masyarakat Kritisi (FMK) dan Ketua LSM Pengamat Pelayanan Sosial Masyarakat Sumut, Emmar Pasaribu, agar pekerjaan tersebut benar-benar diperbaiki bahkan bila perlu pondasi dasarnya diulang.